Informasi Teknologi | Media pembelajaran bersama di internet | Jasa pembuatan web blog

Selasa, 14 Februari 2012

Jaringan Komputer Via Kabel listrik

Pengertian “jaringan nirkabel” merujuk pada sistem jaringan yang selama ini kita kenal dengan jaringan wi-fi, yang memberikan keleluasaan dalam aplikasi sistem jaringan tanpa batas ruang (tidak seperti jaringan kabel biasa). Gelombang radio yang dipakai bekerja melewati udara menghubungkan antar komputer dengan menggunakan AP (access point) dan WLAN (wireless local area network).



Sementara berdasarkan penelitian, pemanfaatan jaringan listrik sebagai alternatif jaringan komputer dilakukan sejak dasawarsa lalu. Memang tidak secara otomatis menjadikan “nirkabel” akan tetapi memberikan kemudahan tersendiri secara :

• Estetika, menyatunya jaringan dengan instalasi listrik dalam rumah membuat keruwetan pandang dan pasang dapat diminimalkan.
• Nilai investasi, dibandingkan dengan model kabel UTP (un-twisted pair) menghasilkan nominal kebutuhan yang lebih sedikit. Selain itu untuk sistem atau metode koneksi yang lebih rumit jaringan kabel masih terkendala dalam instalasinya.
• Teknis, saat ini baru metode peer to peer yang diaplikasikan pada sistem jaringan. Perkembangan ke depannya tetap akan ditemui kemudahan-kemudahan sama halnya dengan jaringan kabel, baik dalam pengaturan ip address, subnet mask ataupun kombinasi grup-grup jaringan lewat piranti router.
• Semi-nirkabel, hanya membutuhkan soket listrik yang dapat dipasang di bagian rumah atau kantor sehingga tidak membutuhkan repeater penguat sinyal seperti pada jaringan wi-fi bila menemui banyak penghalang dikarenakan desain bangunan.

Secara umum “cukong listrik” kita (PLN) membagi tegangan listrik dalam 4 (empat) golongan :
• Saluran tegangan ekstra tinggi (SUTET)
• Saluran tegangan tinggi (SUTT)
• Saluran tegangan menengah (SUTM)
• Saluran tegangan rendah (SUTR)

Cara kerja jaringan ini cukup sederhana, berdasar frekuensi umum saluran listrik tegangan rendah (jamaknya terinstalasi untuk perumahan dan perkantoran) nilainya berkisar antara 50/60 Hz. Bila frekuensi ini dinaikkan menjadi tegangan ultra tinggi yang berkisar 500/600 Mhz, teoritis data dapat diupload ke kabel utama listrik tanpa terjadi kondisi saling melemahkan.

Mengacu pada kondisi dasar di atas, saluran listrik tegangan rendah dapat ditumpangi data dikarenakan tersedianya Jaringan Daya Terkondisi Frekuensi Tinggi (High Frequency Conditioned Power Network), dengan cara menginjeksikan sinyal-sinyal data ke dalam daya listrik dengan percepatan sampai 10.000.000 kali sehingga frekuensi ultra tinggi dapat tercapai.